Lulusan teknik dengan gaji tinggi memiliki kelemahan dalam mengelola keuangan. Hal ini sebanding dengan temuan yang menunjukan 40% lulusan teknik kesulitan melacak pengeluaran bulanan.
Kesulitan tersebut membuat orang teknik sering dilanda masalah keuangan seperti uang habis sebelum gajian. Kondisi ini kalau dibiarkan dapat mengganggu stabilitas keuangan Anda.
Amat sangat disayangkan kalau gaji puluhan juta per bulan tidak berbusa karena kebiasaan keuangan buruk Anda. Kebiasaan buruk soal keuangan dapat mengamat kemajuan finansial Anda di masa mendatang.
Agar tidak terjadi gangguan keuangan di masa mendatang, kendali kebiasaan keuangan buruk kemudian cara mengantisipasinya.
Baca Juga : Mengapa Masih Sulit Menabung Walau Dapat Gaji Besar?
Penyebab kebiasaan keuangan buruk

Gaya Hidup Konsumtif
Lulusan teknik seringkali memiliki pekerjaan dengan penghasilan tinggi. Namun, tingginya penghasilan menjadi masalah baru kalau tidak ada pengelolaan keuangan.
Godaan paling besar adalah membeli gadget baru, makan di tempat mewah, membeli kendaraan mewah, atau aksesori branded lainnya. Khususnya bagi Anda yang kerja di kawasan pertambangan, ketika sudah dapat jatah libur pasti spending gila-gilaan.
Awal mulanya Anda tidak menganggap ini masalah. Tetapi, Anda akan menyadarinya ketika jumlah pengeluaran lebih besar daripada pemasukan. Dengan kata lain, gaji Anda sudah habis tak bersisa.
Tidak Memiliki Anggaran
Kebiasaan buruk keuangan lainnya adalah tidak punya anggaran. Lulusan teknik bergaji tinggi jarang memperhatikan lantaran punya uang banyak. Jika Anda berpikir demikian, maka disinilah pintu menuju masalah.
Membuat anggaran tidak terpaku dengan besar gaji. Anggaran keuangan digunakan untuk melihat kemana saja uang Anda berpindah tempat.
Apabila Anda tidak memiliki anggaran maka akan kesulitan mengatur pemasukan. Dampak paling terasa adalah pengeluaran impulsif dan sulit menabung untuk tujuan finansial jangka panjang.
Terjebak Utang Konsumtif
Utang konsumtif adalah jebakan keuangan yang terjadi ketika mengajukan kredit maupun pinjaman. Anda dapat jumawa tentang ini karena pemasukan bulanan besar.
Memang pemasukan besar membuat Anda dapat membeli apapun tanpa mikir. Saking nggak mikirnya malah kebablasan untuk mengajukan cicilan.
Jebakan utang konsumtif muncul ketika Anda mengajukan pinjaman atau kredit lebih dari satu barang. Walau tenornya kecil tetapi nominal total per bulannya akan membesar karena sistem pembayaran.
Dalam jangka panjang dapat mengganggu keuangan Anda. Apabila keuangan terganggu maka makin sulit untuk mencapai tujuan keuangan.
Tidak Berinvestasi untuk Masa Depan
Karena terlalu fokus dengan karier, terkadang lupa untuk merencanakan masa depan finansial seperti berinvestasi hingga menyiapkan dana pensiun. Tanpa mempersiapkan keuangan masa depan hanya memperburuk kebiasaan finansial Anda.
Inflasi menjadi salah satu penyebab mengapa orang menyiapkan masa depan keuangan. Perubahan nilai mata uang berdampak pada harga barang. Dalam bahasa bayi, inflasi membuat harga barang naik.
Financial planner menganjurkan investasi sebagai cara untuk menekan angka inflasi. Setiap memiliki pemasukan, masukan ke instrumen investasi manapun untuk menjaga keuangan Anda di masa depan.
Tidak memiliki dana darurat
Kerja di industri tidak lepas dari ketidakpastian. Anda dapat kehilangan pekerjaan karena kecelakaan kerja, kontrak kerja selesai, hingga kondisi keuangan perusahaan. Kondisi ini menjadi mengerikan apabila tidak ada persiapan dana.
Dana darurat menjadi penyelamat untuk bertahan di tengah kehilangan pekerjaan. Uang tersebut Anda gunakan untuk bernafas sembari memikirkan langkah berikutnya setelah kehilangan pekerjaan.
Apabila tidak memiliki dana darurat membuat Anda cenderung menjual aset agar dapat bertahan. Sebaliknya, dana darurat memberikan nafas kelegaan untuk beberapa bulan kedepan.
Baca Juga : Kesalahan Umum dalam Mengatur Keuangan Pribadi Walau Gaji Tinggi
Kurangnya Literasi Keuangan
Literasi keuangan menyebabkan masalah finansial. Lulusan teknik yang terkenal bermain logika pun masih ada yang memiliki literasi keuangan rendah. Jumawa menjadi salah satu penyebabnya.
Ketika lulusan teknik tidak punya pemahaman tentang keuangan berimbas pada kebiasaan buruk finansial di masa depan. Membaca buku keuangan, datang seminar, hingga konsultasi keuangan adalah cara menaikan literasi keuangan.
Pengaruh Lingkungan dan Sosial
Lulusan teknik bergaji tinggi tidak lepas dari tekanan gaya hidup tinggi. Secara historis, orang dengan gaji tinggi akan terdorong untuk menghabiskan uang dengan tujuan gaya hidup.
Tekanan sosial menambah deretan pengeluaran tidak penting lainnya yang berdampak pada keuangan Anda. Efek sampingnya adalah besar pasak daripada tiang.
Kepuasan Instan
Kecenderungan memiliki uang banyak adalah berbelanja apapun untuk memuaskan hasrat. Makin miris lagi ketika banyak promo yang sayang untuk dilewatkan.
Faktor penggandanya adalah kemudahan pembayaran secara online membuat transaksi makin cepat tanpa Anda sadar. Ketika hasrat masih membelenggu namun keuangan menipis, pay later menjadi pelarian.
Kurangnya Disiplin Diri
Menghilangkan kebiasaan keuangan buruk membutuhkan kedisiplinan dalam pengeluaran. Bentuk disiplin pengeluaran antara lain melunasi kewajiban pembayaran, membuat anggaran keuangan bulanan, hingga menyisihkan uang untuk ditabung.
Mengelola keuangan membutuhkan disiplin yang tinggi. Tanpa disiplin, rencana keuangan yang sudah dibuat dengan baik sekalipun bisa gagal.
Stres dan Emosi
Emosi negatif menjadi pemicu untuk menghabiskan uang sebagai coping mechanism dari masalah. Secara psikis, belanja memberikan kepuasan batin karena berhasil mendapatkan sesuatu. Keberhasilan ini melepas hormon dopamin, endorfin dan serotonin.
Siklus ini ternyata dapat memperburuk kondisi keuangan Anda. Bahkan, penghasilan sampai ratusan juta per bulan sekalipun.
Baca Juga : Rekomendasi Buku Financial Planning Bahasa Indonesia
Cara Memperbaiki Kebiasaan Buruk Keuangan

Memperbaiki kebiasaan keuangan yang buruk membutuhkan strategi yang tepat dan komitmen untuk menjalankannya. Apa saja langkah yang dapat Anda ambil:
- Buat Anggaran dan Patuhi: Mulailah membuat anggaran keuangan yang realistis untuk melacak pemasukan dan pengeluaran Anda. Setiap uang yang masuk alokasikan untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, investasi. Dan konsisten menjalankan anggaran tersebut.
- Prioritaskan Pembayaran Utang: Prioritaskan melunasi utang konsumtif agar tidak mengganggu keseimbangan keuangan Anda. Ada dua metode dalam melunasi utang yaitu bola salju dan longsoran. Metode bola salju dimulai dari melunasi utang dengan nominal paling kecil, sedangkan metode longsoran yaitu mulai melunasi utang dengan bunga tertinggi.
- Bangun Dana Darurat: Sisihkan sebagian dari penghasilan Anda untuk menyiapkan dana darurat. Idealnya dana darurat harus mencakup kebutuhan Anda selama 3-12 bulan ke depan.
- Mulai Berinvestasi Sejak Dini: Mulailah berinvestasi dengan jumlah kecil. Lakukan secara konsisten agar investasi Anda berhasil.
- Tingkatkan Literasi Keuangan: Mulai mencari informasi tentang keuangan dari membaca buku, datang seminar, sampai mengkonsumsi konten pengelolaan keuangan pribadi.
- Hindari Godaan Belanja Impulsif: Lakukan aturan 24 jam untuk menghindari keputusan impulsif. Setelah 24 jam, barulah Anda mengambil keputusan untuk belanja.
Baca Juga : Membuat Anggaran Keuangan Pribadi Untuk Terhindar Dari Inflasi Gaya Hidup
Maintenance Financial dengan Template Keuangan Pribadi
Memperbaiki kebiasaan buruk keuangan harus diiringi dengan menjaga stabilitas keuangan. Anda dapat memantau semuanya melalui template catatan keuangan pribadi.
Catat semua pemasukan dan pengeluaran secara rutin untuk mengidentifikasi kemana saja arus kas Anda selama ini. Kemudian lakukan maintenance agar keuangan Anda kembali sehat.
Dengan menghindari kebiasaan keuangan yang buruk adalah langkah awal menuju stabilitas finansial. Dengan kesadaran, perencanaan, dan disiplin, Anda dapat membangun masa depan keuangan yang lebih cerah.
Sumber
- “7 Essential Tips for Personal Finance for Engineers.” Zenvanriel.nl, 3 Nov. 2025, zenvanriel.nl/ai-engineer-blog/7-essential-tips-for-personal-finance-for-engineers/. Accessed 3 Nov. 2025.
- Bennett, René. “9 Bad Money Habits That You Should Break Right Now.” Bankrate, Bankrate.com, 12 Oct. 2022, www.bankrate.com/personal-finance/bad-money-habits-to-break/. Accessed 3 Nov. 2025.
- Chase, J.P Morgan. “7 Bad Spending Habits to Break | Chase.” Chase.com, J.P. Morgan Chase, 17 Sept. 2025, www.chase.com/personal/banking/education/budgeting-saving/break-bad-spending-habits. Accessed 3 Nov. 2025.
- “Perlukah Usia 20-an Mempersiapkan Dana Pensiun? | FWD Indonesia.” Fwd.co.id, 2025, www.fwd.co.id/id/blog/literasi-keuangan/tinggalkan-kebiasaan-keuangan-yang-buruk-mulai-kebiasaan-ini/. Accessed 3 Nov. 2025.
