Biaya Hidup di Jakarta terbilang mahal. Hal ini diungkapkan Badan Pusat Statististik ketika mengeluarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) sepanjang tahun 2022.
Hasilnya Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup termahal dengan pengeluaran Rp 14.88 juta per bulan.
Informasi ini tentunya menggegerkan jagad dunia maya. Semua masyarakat dari berbagai lapisan beraksi, kecuali masyarakat level sultan.
Bagi masyarakat sultan, Rp 14.88 juta per bulan sudah bukan masalah. Ibarat kata, sekali bersin langsung ke beli iPhone 15 lunas cash keras.
Sebenarnya, uang Rp 15 juta per bulan itu buat apa aja sih di Jakarta. Emang angkanya harus sebesar itu?
Survei biaya hidup mencakup seluruh provinsi Indonesia
Melansir dari Kumparan, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan cakupan SBH tersebar di 150 kabupaten/ kota dengan 90 kabupaten/ kota lama dan 60 kabupaten tambahan.
BPS memasukan parfum, telepon seluler, pulsa, hingga baju muslim wanita ke Survei Biaya Hidup (SBH). Jadi, iPhone 15 masuk dalam indikator Survei Biaya Hidup.
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan penambahan data komoditas ini dilakukan seiring dengan perubahan pola konsumsi masyarakat, terutama karena bergesernya penggunaan teknologi, tren global, tren generasi muda, perilaku, pendapatan, dan perubahan-perubahan lainnya.
DKI Jakarta menggeser posisi Bekasi sebagai kota termahal di Indonesia
DKI Jakarta menggeser Kota Bekasi yang sebelumnya menjadi kota dengan biaya hidup termahal pada Survei Biaya Hidup tahun 2018. Sementara SBH tahun 2022, Kota Bekasi berada di urutan kedua dengan nilai konsumsi rata-rata per bulan mencapai Rp 14.33 juta.
Berikut adalah 10 kota di Indonesia dengan konsumsi rata-rata rumah tangga per bulan berdasarkan SBM 2022.
- DKI Jakarta: Rp14.884.110,27
- Kota Bekasi: Rp14.335.418,26
- Kota Surabaya: Rp13.357.751,79
- Kota Depok: Rp12.353.766,77
- Kota Makassar: Rp11.504.941,59
- Kota Tangerang: Rp10.964.939,69
- Kota Bogor: Rp10.731.157,75
- Kota Kendari: Rp10.233.553,66
- Kota Batam: Rp10.026.848,48
- Kota Balikpapan: Rp9.869.210,11
Pengambilan sampel dilakukan kepada 240 ribut rumah tangga di 150 kabupaten/kota dengan mencatat pengeluaran konsumsi bulanan untuk komoditas makanan dan non makanan.
Rumah tangga yang menjadi sampel SBH 2022 memiliki kriteria sebagai berikut:
- Dalam satu rumah beranggotakan antara 2-10 orang
- Memiliki minimal satu anggota rumah yang bekerja baik menjalankan usaha atau menerima upah/gaji
- Rumah tangga yang tidak berencana pindah selama periode pencacahan
Dari kriteria tersebut, bahwa konteksnya adalah biaya hidup berumah tangga di Jakarta sehingga jomblo di Jakarta nggak masuk hitungan. Jika Anda masih jomblo, jangan sombong dahulu.
Selain itu, ani-ani yang tinggal di kos maupun apartemen seorang diri juga nggak masuk hitungan. Karena kriterianya adalah anggota rumah tangga 2-10 orang dan salah satunya memiliki penghasilan dari gaji atau usaha.
Rincian biaya hidup di Jakarta
Untuk memudahkan perhitungan angka, berikut ini adalah rincian biaya hidup di Jakarta tahun 2022 untuk rumah tangga menurut BPS.
- Makanan, minuman, dan tembakau = Rp 2,785,000
- Pakaian dan alas kaki = Rp 760,122
- Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga = Rp 3,195,697
- Perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rumah tangga = Rp 940,042
- Kesehatan = Rp 485,611
- Transportasi = Rp 2,002,249
- Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan = Rp 1,030,944
- Rekreasi, Olahraga, dan Budaya = Rp 286,087
- Pendidikan = Rp 958,899
- Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran = Rp 1,475,659
- Perawatan pribadi dan jasa lainnya = Rp 958,555
Dari anggaran tersebut, biaya hidup di Jakarta paling banyak dihabiskan untuk biaya perumahan, air, listrik, dan bahan bakar yang mencapai 21,40%. Kemudian disusul dengan uang makanan, minuman, dan tembakau yang mencapai 18,72. Ketiga adalah biaya transportasi yang mencapai 13,46%.
Tiga anggaran terbesar ini masih lumrah karena uang makan, transport, dan tempat tinggal memakan biaya yang besar.
Kemudian anggaran terendah dari hasil survei ini adalah untuk rekreasi, olahraga, dan budaya yang mencapai 1,92%. Kemudian kesehatan sebesar 3,26%, dan disusul oleh pakaian dan alas kaki yang mencapai 5,11%.
Menariknya dari data tersebut adalah terdapat anggaran makan di restoran dengan persentase 9,92%. Angka ini masih lebih tinggi daripada anggaran pendidikan yang hanya 6,45%.
Dari sini terlihat bahwa warga Jakarta pada umumnya lebih suka makan di restoran daripada mikirin kesehatan.
Melindungi pengeluaran biaya hidup di Jakarta
Terlepas dari data tersebut, sangat disayangkan kalau pendapatan sebesar itu tidak terproteksi. Apabila tidak ada pelindung, aliran keuangan Anda akan bermasalah apabila si pencari nafkah tidak bisa beraktifitas karena masalah kesehatan dan sebagainya.
Oleh karena itu, perlu adanya perlindungan keuangan agar Anda mendapatkan hidup layak di Jakarta sesuai standar BPS. Salah satunya dengan menggunakan asuransi unit link. Konsultasikan masalah Anda melalui Bantu Proteksi atau klik tautan ini
“10 Kota Dengan Biaya Hidup Tertinggi Di Indonesia, Jakarta Teratas | Databoks.” Databoks.katadata.co.id, databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/12/13/10-kota-dengan-biaya-hidup-tertinggi-di-indonesia-jakarta-teratas. Accessed 24 Dec. 2023.
Redaksi, Tim. “Biaya Hidup Jakarta Mahal, Nyaris Rp15 Juta Buat Apa Aja?” CNBC Indonesia, www.cnbcindonesia.com/news/20231213132708-4-496921/biaya-hidup-jakarta-mahal-nyaris-rp15-juta-buat-apa-aja#:~:text=Jakarta%2C%20CNBC%20Indonesia%20%2D%20Survei%20Biaya. Accessed 24 Dec. 2023.
“Survei BPS: Biaya Hidup Di Jakarta Paling Mahal, Sebulan Capai Rp 14 Juta.” Kumparan, kumparan.com/kumparanbisnis/survei-bps-biaya-hidup-di-jakarta-paling-mahal-sebulan-capai-rp-14-juta-21kqJPdlTTt/2. Accessed 24 Dec. 2023.