Impulsive buying merupakan salah satu bentuk pajak yang harus dibayar oleh penderita ADHD. Pembayaran pajak ini terjadi ketika Anda membeli produk tanpa berpikir panjang.
Dorongan emosional membuat Anda ingin membeli produk. Setelah membeli produk, Anda mendapatkan dopamin cepat untuk mengisi kekosongan.
Apabila tindakan ini berlangsung selama jangka panjang membuat Anda mengalami masalah finansial. Hal ini akan memperparah gejala ADHD yang Anda alami.
Dalam artikel ini akan mengulas bagaimana orang ADHD mengalami impulsive buying, bagaimana korelasinya, serta cara menghindari agar menyelamatkan jiwa dan raga.
Impulsive buying pada ADHD
Impulsive adalah satu dari gejala ADHD. Secara umum, perilaku impulsive terjadi di otak yang mengacu pada pengambilan keputusan tanpa memikirkan konsekuensinya.
Selain tidak memandang konsekuensi, impulsive bersifat spontan tanpa ada perencanaan masa depan. Seperti orang yang dadakan ngajak touring dengan dalih “kalau dijadwal cuma jadi wacana.”
Apabila ditelusuri lebih jauh, perilaku impulsive buying pada ADHD terjadi karena kesulitan menahan dan mengatur keuangan karena time blindness. Kesulitan membuat estimasi waktu membuat fokus teralihkan dan kemudian lanjut ke impulsive buying.
Mengapa orang ADHD mengalami impulsive buying

Melansir dari ADHD Specialist, ada beberapa gejala yang membuat perilaku impulsif pada orang ADHD. Gejala tersebut adalah disregulasi emosi, low self esteem, hyperfocus, depresi, time blindness dan defisit dopamin.
Disregulasi emosional
Financial planner seringkali menganggap faktor emosi memicu tindakan pembelian impulsif. Hal ini tepat karena orang ADHD memiliki masalah dalam regulasi emosi yang membuat perubahan emosi secara tak terduga.
Emosi yang tak teregulasi membuat Anda melakukan pembelian sebagai langkah untuk melepas penat agar mendapat dopamin instan. Dalam jangka panjang akan memperparah nilai ADHD Tax.
Low self esteem
Orang ADHD memiliki masalah dengan self esteem. Masalah disfungsi eksekutif, inatensi, sampai disregulasi emosi membuat orang ADHD rawan low self esteem.
Belanja secara radikal menjadi cara orang ADHD untuk mengais dopamin agar mendapatkan kepercayaan dirinya.
Hyperfocus
Hyperfocus merupakan titik dimana orang ADHD melakukan konsentrasi intens. Gejala ini sering dinarasikan sebagai “senjata pamungkas” penderita ADHD, bukan gangguan.
Tetapi yang disembunyikan influencer adalah hyperfocus bersifat mengikat, termasuk belanja berlebihan. Perilaku impulsif terjadi karena terlalu fokus tanpa mikir jangka panjang.
Depresi
Depresi merupakan salah satu komorbit ADHD. Dalam konteks impulsive buying, orang ADHD yang depresi mencari pelarian dengan belanja.
Ketika berbelanja, ada perasaan melegakan karena telah mendapatkan sesuatu. Namun itu hanyalah menjadi lingkaran setan tiada henti.
Time blindness
Time blindness adalah gejala ADHD yang mengalami kesulitan membuat rencana waktu dalam periode tertentu. Dalam konteks ini, orang ADHD bingung bagaimana membuat perencanaan keuangan.
Kebingungan ini melahirkan impulsive buying karena terlalu fokus dengan masa sekarang. Efek buruk dari time blindness adalah orang ADHD tidak punya tabungan dan mengalami hutang.
Dampak Impulsive buying pada ADHD
Impulsive buying memiliki dampak buruk bagi orang ADHD. Intensitas dampak berbanding lurus dengan pengeluaran Anda.
Tidak jarang penderita ADHD mengalami kerugian akibat perilaku impulsif. Dampak buruk ini memiliki efek berantai yang dapat menurunkan kualitas hidup Anda.
Melansir dari donefirst.com, berikut dampak buruk impulsive buying pada ADHD.
- Tidak memiliki tabungan
- Berisiko punya hutang berlebih
- Telat membayar tagihan yang membuat Anda harus membayar denda
- Nilai BI Checking bermasalah
- Tidak ada aset finansial seperti saham atau reksadana
- Tidak ada dana darurat
- Kesulitan mengajukan pinjaman ke bank
- Kehidupan sehari-hari tidak stabil
- Kualitas hidup menurun
Bagaimana menghindari impulsive buying pada ADHD
ADHD merupakan masalah perbedaan cara kerja otak. Dari sini saja, bisa dipastikan saran umum terkait keuangan tidak relate bagi orang neurodivergent.
Kondisi ADHD menyeluruh ke semua aspek kehidupan, tidak hanya masalah finansial saja. Sehingga cara menyelesaikan impulsive buying pada ADHD lebih dari membuat dan mempertahankan anggaran.
Tidak mudah untuk mengendalikan impulsif untuk menahan belanja yang tidak perlu. Tetapi orang ADHD punya hak untuk melindungi dan membangun pondasi keuangan di masa depan.
Untuk masa depan yang lebih baik, berikut cara menghindari impulsive buying bagi orang ADHD.
Membuat daftar belanja
Buatlah daftar barang belanjaan pada buku catatan, kertas, maupun notes handphone. Lakukan ini sebelum Anda hendak pergi berbelanja.
Ketika sampai lokasi, belilah barang yang ada pada daftar belanja untuk membantu mencatat pengeluaran Anda. Sebab ada kemungkinan Anda teralihkan pada hal lainnya.
Membawa uang tunai
Sekarang belanja dapat melalui cashless, memang enak namun itu memberi sumbangsih pada impulsive buying. Belanja dengan uang tunai akan dapat merekayasa otak Anda untuk merasakan sakitnya uang berpindah tangan.
Cek barang yang ingin Anda beli
Apabila Anda pergi ke toko, datangkah untuk melihat-lihat benda yang Anda cari. Jika sudah menemukannya, maka Anda perlu merenungkan apakah barang tersebut harus Anda beli.
Selain lewat toko fisik, cara ini dapat Anda lakukan ketika berbelanja online. Katakanlah Anda ingin membeli buku The Psychology of Money. Kemudian, lihatlah harganya dan pikirkan apakah Anda membutuhkan buku tersebut. Kalau iya, taruh keranjang dan bayar. Seandainya tidak, abaikan saja.
Jangan belanja bareng teman
Ada kalanya belanja barang teman memunculkan impulsivitas. Apalagi ada dorongan untuk menunjukan rasa kepercayaan diri. Hanya saja, ini jebakan bagi orang ADHD karena membuat Anda kalap.
Jika teman Anda tidak tahu kondisi ADHD, maka hanya membawa masalah keuangan di kemudian hari. Contoh konkritnya adalah Anda tidak punya uang untuk bayar tagihan bulanan.
Cari bantuan professional
Jika Anda merasa terganggu dengan impulsive buying maka sebaiknya datang ke psikolog.
Mengapa datang ke psikolog klinis. Sebab, ADHD adalah masalah disorder bukan money management.
Impulsive buying adalah satu dari gejala ADHD yang nampak. Oleh sebab itu, Anda membutuhkan bantuan untuk mengendalikan ADHD.
Psikolog membantu Anda bagaimana menjalani hidup dengan ADHD. Anda akan melakukan cognitive behavioural therapy (CBT) maupun teknik mindfulness.
Setelah pergi ke psikolog, barulah Anda datang ke financial planner apabila membutuhkan.
Kesimpulan
Impulsive buying merupakan perilaku emosional terkait belanja secara berlebihan tanpa memikirkan dampak di masa depan. Orang dengan ADHD sangat rawan mengalami belanja secara impulsif.
Faktor disfungsi eksekutif, emosi tidak teregulasi, sampai rendahnya self esteem membuat orang ADHD melakukan impulsive buying. Mulanya bertujuan mendapatkan dopamin namun dalam jangka panjang dapat menurunkan kualitas hidup.
Telat bayar tagihan, tabungan habis terus, sampai susah mendapat pinjaman bank adalah dampak buruk dari impulsive buying karena ADHD.
Penyelesaian impulsive buying pada ADHD tidak bisa hanya sekadar membuat budgeting. Harus ada faktor pendukung untuk mengurangi dampak impulsivitas.
Membuat daftar belanja, beli pakai uang tunai, sampai memakai aturan 24 jam, dan konsultasi ke psikolog merupakan cara menghindari impulsive buying pada ADHD.
Sumber
“ADHD and Impulsive Shopping: Understanding Buying Behaviors.” Donefirst.com, 2021, www.donefirst.com/blog/adhd-and-impulsive-shopping.
“ADHD Overspending and Impulsivity: Tips for Better Finances.” Adhdspecialist.com, 2024, adhdspecialist.com/post/adhd-overspending-and-impulsivity.
admin. “Sanctum.” Sanctum Healthcare, 27 Nov. 2024, www.sanctumhealthcare.co.uk/understanding-the-link-between-adhd-and-compulsive-impulsive-buying-causes-statistics-and-management-tips/. Accessed 21 Apr. 2025.
Low, Keath. “How to Avoid Impulsive Spending with ADHD.” Verywell Mind, 21 Dec. 2020, www.verywellmind.com/is-impulsive-spending-breaking-your-budget-20378.
Redaksi Halodoc. “Impulse Buying Adalah Tindakan Berbelanja Tanpa Berpikir Yang Terkadang Dapat Merugikan Secara Emosional Dan F.” Halodoc, 15 Nov. 2023, www.halodoc.com/artikel/impulse-buying-pengertian-penyebab-dan-cara-ampuh-mengatasinya. Accessed 21 Apr. 2025.
Team, BetterHelp Editorial. “Managing ADHD Impulsivity: Strategies and Coping Skills | BetterHelp.” Betterhelp.com, BetterHelp, 13 Apr. 2024, www.betterhelp.com/advice/adhd/managing-adhd-impulsivity-strategies-and-coping-skills/. Accessed 21 Apr. 2025.