Masalah keuangan pada penyandang ADHD tidak bisa dianggap sepele. Kesulitan menjalankan fungsi eksekutif hingga impulsive buying membuat orang ADHD harus membayar mahal.
Dalam hal ini, orang ADHD dihadapkan dengan masalah pajak bernama ADHD Tax. Penjelasan mendalam terkait ADHD Tax dapat Anda kunjungi pada Definisi ADHD Tax.
Mungkin Anda berpikir bahwa orang ADHD tidak kompeten dalam mengatur keuangan. Namun, jawabannya tidak sesederhana itu. Sebab gejala ADHD memiliki sumbangsih terkait masalah keuangan.
Universitas Groningen mengeluarkan studi terkait penyebab masalah keuangan pada Penderita ADHD yang berjudul Financial Judgment Determination In Adults with ADHD.
Hasil studi tersebut menunjukan orang ADHD dewasa memiliki pemahaman keuangan lebih rendah daripada orang dewasa tanpa ADHD. Financial Competence Assessment Inventory (FCAI) menilai orang ADHD dewasa punya penalaran dan komunikasi rendah terkait keuangan.
Studi sederhana dengan 83 sampel uji tidak bisa mencakup keseluruhan. Namun, dapat memberi persepsi bahwa penyandang ADHD memiliki masalah keuangan yang serius.
Pada artikel ini akan mengulas apa penyebab masalah keuangan pada orang ADHD. Kemudian, bagaimana cara mengatasi masalah keuangan untuk neurodivergent.
Penyebab masalah keuangan pada ADHD

Gejala ADHD berperan besar dalam menjalani kehidupan. Salah satunya terkait kehidupan terhadap uang.
Tidak mudah bagi orang ADHD untuk mengatur pengeluaran. Sebab, ada kalanya perencanaan keuangan yang sudah dibuat dapat berantakan karena masalah telat membayar biaya langganan aplikasi.
Disfungsi eksekutif
Fungsi eksekutif adalah kemampuan mental yang berguna untuk problem solving, pengendalian diri, dan kemampuan fokus pada tujuan. Sebagian kalangan menyebutkan fungsi eksekutif adalah sistem manajemen otak.
Sebaliknya, disfungsi eksekutif merupakan gangguan dalam mengendalikan diri, emosi, perilaku, dan pikiran. Masalah ini dialami oleh orang ADHD.
Disfungsi eksekutif tidak berkorelasi dengan ketidakmampuan dalam belajar. Melainkan, masalah adanya perbedaan cara berpikir antara neurotipical dengan neurodivergent.
Orang dengan ADHD punya masalah dalam fungsi eksekutif yang membuatnya butuh pendekatan berbeda dalam menjalani kehidupan. Termasuk masalah keuangan.
Disfungsi eksekutif seringkali membuat orang ADHD mengalami impulsive buying, kesulitan mengatur keuangan, serta emotional buying kalau lihat promo.
Impulsif
Impulsif menyebabkan orang ADHD sering terkena masalah keuangan. Gara-gara dorongan untuk belanja untuk mendapatkan dopamin, membuat pengeluaran Anda berantakan.
Hal ini makin diperparah dengan godaan jika Anda masih pegang uang untuk belanja barang. Dorongan emosional ini membuat Anda mengalami kecemasan karena uang habis sebelum waktunya.
Inatensi
Inatensi disebabkan oleh kurangnya perhatian. Mudahnya adalah kurang fokus.
Orang dengan ADHD sering kehilangan fokus yang mengakibatkan hidup mereka bermasalah terkait keuangan.
Wujud dari inatensi keuangan adalah kena denda karena telat bayar tagihan, pengeluaran tidak teratur, hingga rencana keuangan yang berantakan. Apabila sudah kondisi akut, orang ADHD bisa mengalami skor BI Checking 5.
Disorganisasi
Orang dengan ADHD dapat mengalami kebosanan ketika harus mencatat, mengelola, dan memantau keuangan. Efek samping dari kebosanan melahirkan prokrastinasi.
Dampak dari prokrastinasi adalah keuangan tidak terorganisir. Nantinya akan menimbulkan stress akibat keuangan tidak tercatat.
Emosi tidak teregulasi
Orang dengan ADHD juga mengalami masalah dalam regulasi emosi. Kondisi disregulasi emosi membuat orang ADHD tidak berpikir panjang. Salah satunya adalah belanja untuk menghilangkan kebosanan dan stress.
Tidak dapat dipungkiri kalau belanja memberikan perasaan senang. Namun, dalam jangka panjang melahirkan masalah finansial.
Kondisi keuangan tidak stabil akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis Anda. Kemudian nantinya berimbas pada kenaikan pajak ADHD Anda karena menunda dan menghindari masalah.
Siklus yang terus berputar tanpa ujung.
Dampak masalah keuangan pada ADHD
ADHD memberikan dampak berantai yang disebabkan masalah keuangan. Melalui studi berjudul The Burden of Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder in Adults: A Real-World Linked Data Study dari psychiatrist.com, mengatakan bahwa ADHD jadi beban ekonomi di masyarakat di Amerika Serikat.
Hasil studi tahun 2023 tersebut menunjukan pengeluaran tahunan untuk ADHD dewasa mencapai $105 hingga $194 miliar, akibat penurunan kualitas dan produktivitas akibat kehilangan pekerjaan.
Bagaimana cara mengatasi masalah keuangan pada ADHD
Penyebab masalah keuangan pada ADHD bukan semata-mata masalah tidak bertanggung jawab maupun inkompetensi. Memang, orang neurotipikal akan menilai Anda demikian, namun karena mereka tidak tahu bagaimana cara kerja otak orang neurodivergent.
Ketika uang Anda selalu habis, selalu gagal merencanakan keuangan membuat penerimaan diri rendah. Efek sampingnya adalah demotivasi sampai penurunan kualitas hidup.
Cara menghadapi kesulitan keuangan pada orang pengidap ADHD dengan memanfaatkan kondisi ADHD Anda sendiri. Manfaatkan dan gunakan untuk mengembalikan keadaan.
Itu tadi adalah strateginya, kemudian bagaimana langkah taktisnya. Berikut adalah cara mengatasi masalah keuangan.
Gunakan teknologi untuk mencatat keuangan Anda
Orang ADHD sering lupa berapa pengeluaran dalam satu hari. Seringkali terabaikan karena gejala inatensi.
Agar ingat berapa uang yang Anda habiskan, catat semua pengeluaran melalui aplikasi pencatat uang. Langsung catat begitu ada uang yang keluar.
Pasang pengingat untuk pembayaran rutin
Selain pengeluaran variatif, ada pengeluaran konstan yang harus dibayarkan setiap bulan. Jika sampai telat membayar akan dikenakan denda hingga pencabutan layanan.
Demi mengatasi masalah itu, pasang pengingat di kalender untuk penyaranan konstan bulanan agar terhindar dari denda.
Gunakan rekening terpisah
Penasihat keuangan seringkali menganjurkan memiliki rekening terpisah. Tujuannya untuk menjaga dan diversifikasi keuangan agar tidak lenyap begitu saja.
Anda dapat membuat rekening tabungan untuk keperluan dana darurat, tabungan, hingga belanja harian. Jika diperlukan, manfaatkan aplikasi reksadana apabila punya tujuan keuangan jangka panjang.
Utamakan menuntaskan pengeluaran wajib
Apabila budgeting dirasa terlalu sulit karena belum terbiasa, utamakan menuntaskan pengeluaran wajib. Bentuk pengeluaran wajib seperti uang sewa, listrik, maintenance, dan biaya bulanan lainnya.
Selesaikan pembiayaan wajib untuk menenangkan diri Anda selama ini. Setelah itu, barulah Anda memakai uang yang tersedia untuk mencari kesenangan.
Kesimpulan
Masalah keuangan pada penyandang ADHD butuh pendekatan berbeda dengan orang neurotipikal. Inatensi, impulsif, dan disfungsi eksekutif merupakan penyebab masalah keuangan pada orang ADHD.
Apabila dibiarkan akan memberi dampak buruk bagi orang ADHD dan sekitarnya. Mulai dari kehilangan pekerjaan hingga menurunnya kualitas hidup.
Cara mengatasi masalah ini dengan membangun kebiasaan mencatat pengeluaran, diversifikasi rekening, dan mengutamakan pengeluaran wajib.
Minta bantuan psikolog untuk menyusun strategi hidup dengan ADHD. Temui financial planner apabila ingin menggali penyebab masalah keuangan Anda.
Sumber
- Belsky, Gail. “ADHD and Managing Money.” Understood, www.understood.org/en/articles/adhd-money-management.
- “Cash, Overspending, and ADHD.” Cash Essentials, 2022, cashessentials.org/cash-impulse-spending-and-adhd/. Accessed 14 Apr. 2025.
- Dementech. “Effective Money Management Tips for People with ADHD | Dementech Neurosciences.” Dementech Neurosciences, 17 July 2024, dementech.com/2024/07/17/money-management-tips-for-people-with-adhd/.
- Koerts, Janneke, et al. “Financial Judgment Determination in Adults with ADHD.” Journal of Neural Transmission, 12 Mar. 2021, https://doi.org/10.1007/s00702-021-02323-1.
- Lee, Lulu, et al. “The Burden of Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder in Adults.” The Primary Care Companion for CNS Disorders, vol. 25, no. 2, 14 Mar. 2023, www.psychiatrist.com/wp-content/uploads/2023/03/22m03348.pdf, https://doi.org/10.4088/pcc.22m03348.