Istilah Six Sigma sudah tidak asing untuk kamu yang pernah kuliah teknik industri. Metode ini sangat digemari untuk meningkatkan efisiensi proses produksi. Sehingga bidang ini masih dibutuhkan industri.
Perkembangan zaman dan teknologi membuat industri memaksimalkan efisiensi produksi untuk meningkatkan daya saing. Dalam artikel ini, akan dijabarkan tentang Six Sigma dalam versi lite.
Apa Itu Six Sigma?
Six Sigma adalah metode yang bertujuan meningkatkan efisiensi produksi dengan mengurangi defect, meminimalisir variasi, dan memaksimalkan kualitas. Prinsip dari Six Sigma adalah mencapai tingkat kualitas produksi dengan tingkat cacat maksimal 3,4 per satu juta perluang.
Untuk mencapai hal tersebut, ada dua jenis pendekatan yaitu DMIAC dan DMADV. Kedua pendekatan ini bertujuan mengidentifikasi kecacatan agar dapat meningkatkan proses produksi.
Istilah Six Sigma diambil dari simbol Yunani. Sigma merupakan istilah untuk mengukur deviasi proses dari rata-rata target proses.
Dalam satu Sigma melambangkan satu deviasi standar dari rata-rata. Jika proses memiliki enam Sigma, dengan tiga di atas dan tiga di bawah rata-rata, maka tingkat cacat dikategorikan “sangat rendah”. Semakin tinggi deviasi standar, makin tinggi pula penyebaran nilai yang ditentukan.
Metodologi Six Sigma
Six SIgma memiliki dua metodologi utama yaitu DMAIC dan DMADV. Kedua metodologi ini memiliki tujuan akhir berbeda.
DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control)
DMAIC adalah metode dengan karakteristik data-driven. Tujuannya agar dapat mengembangkan produk atau layanan lama ada untuk meningkatkan kepuasan konsumen.
Metodologi DMAIC terdiri dari lima proses, yaitu:
- Define : Menentukan masalah dan tujuan proyek
- Measure : Mengukur aspek proses secara rinci
- Analyze : Menganalisa kekuatan dan kelemahan berdasarkan data
- Improve : Memperbaiki proses yang produksi
- Control : Mengimplementasikan proses improvement di masa mendatang
DMAIV (Define, Measure, Analyze, Design, Verify)
DMADV berfokus pada pengembangan produk baru. Dalam pengertian, produk yang akan direncanakan keluar di pasaran. Ada lima fase untuk membuat produk baru, yaitu
- Define : Menentukan tujuan proyek
- Measure : Mengukur kapasitas produk dan komponen yang akan digunakan
- Analyze : Analisis data untuk pengembangan desain produk
- Design : Membuat, memilih, dan menguji desain
- Verify : Melakukan pengujian desain untuk memverifikasi efektivitas desain
Prinsip Six Sigma
Sesuai tujuannya, Six Sigma menghadirkan produk yang mendekati sempurna untuk kepuasan pelanggan. Didalam proses produksi tersebut tersimpan prinsip utama Six Sigma.
Terdapat lima prinsip Six Sigma yang dipakai, yaitu:
Fokus pada pelanggan
Hal dasar dari Six Sigma adalah memberi manfaat kepada pelanggan. Untuk itu, bisnis perlu mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumennya untuk membangun loyalitas. Hal ini diperlukan untuk tetap relevan dengan keinginan pasar.
Identifikasi masalah
Setelah tahu keinginan pelanggan, identifikasi masalah mereka dengan pendekatan analisis data. Kumpulan sebanyak mungkin data konsumen untuk mencari tahu apa pain point mereka serta apa langkah yang diambil.
Lakukan teknik pengumpulan data yang terdiri dari jenis data, cara pengumpulan, tujuan pengambilan data, dan memastikan tingkat akurasi sesuai ketentuan. Dengan demikian, kamu mendapatkan data yang terstandarisasi.
Menghilangkan kecacatan produksi
Setelah mengidentifikasi masalah, buat langkah kerja untuk menghilangkan cacat yang mengganggu produksi. Singkirkan aktivitas yang tidak menambah nilai bagi produk.
Merampingkan fungsi untuk mencapai kendali mutu dan efisiensi. Dengan menghilangkan cacat, halangan selama proses dapat teratasi.
Meneruskan roda produksi
Six Sigma akan berhasil ketika berkolaborasi dengan berbagai keahlian untuk menyelesaikan masalah. Proses ini memberi dampak signifikan bagi organisasi untuk mengurangi risiko kegagalan.
Memastikan ekosistem tetap berkelanjutan
Inti dari Six SIgma adalah transformasi pada bisnis. Ketika ada proses yang tidak efisien, harus dihilangkan supaya tidak mengganggu jalannya produksi.
Efisiensi produksi ini dapat berjalan karena menerapkan sistem yang ramping berbasis data. Dengan demikian, perusahaan dapat meningkatkan kualitas produksi dan laba.
Teknik Six Sigma
Six Sigma memakai gabungan alat analisis statistik dan data serta teknik kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
Brainstorming
Brainstorming adalah cara penyelesaian masalah yang sering digunakan pada fase “improve” dari metode DMAIC. Hal ini adalah bagian dari proses sebelum memulai memakai alat apapun.
Sesuai namanya, brainstorming melibatkan penyampaian gagasan dan solusi kreatif untuk mencari sumber masalah dan penyelesaiannya. Sesi brainstorming akan dimoderasi oleh Black Belt atau Green Belt dalam Six Sigma.
Root Cause Analysis
Teknik Root Cause Analysis membantu mencari akar penyebab masalah pada fase “analisis” dalam siklus DMAIC. Cara ini biasa dikenal “5 Why”.
Prinsip dari teknik ini adalah menanyakan hal yang sama secara berulang-ulang yang mengarahkan ke inti masalah. Angka 5 pada “5 Why” hanyalah aturan praktis, sifatnya sunnah.
Voice of customer
Proses ini bertujuan untuk mengumpulkan aspirasi pelanggan secara internal maupun eksternal. Teknik ini bertujuan untuk menangkap kebutuhan pelanggan. Teknik ini dipakai pada fase “define” dari metode DMAIC untuk mendefinisikan masalah yang akan diselesaikan.
5S
Teknik 5S memakai prinsip Jepang tentang tepar kerja. Tujuan dari 5S untuk menghilangkan pemborosan dan hambatan dari pekerjaan yang tidak efisien.
Metode 5S ini terdiri dari Seiri (Memilah), Seiton (Menata), Seiso (Membersihkan), Seiketsu (Menstandarkan), dan Shitsuke (Mempertahankan).
Kaizen
Kaizen memiliki arti peningkatan yang berkelanjutan. Teknik ini ampuh untuk menggerakan sistem berkelanjutan untuk peningkatan produksi.
Metode ini terus memantau, mengidentifikasi, dan melakukan pendekatan secara berkala. Ini sering digunakan dalam proses produksi manufaktur. Dampak dari Kaizen adalah peningkatan kolektif yang berkelanjutan dengan merampingkan sistem produksi.
Benchmarking
Benchmarking adalah teknik untuk menetapkan standar pengukuran. Teknik ini melibatkan perbandingan dengan bisnis lain untuk mendapatkan penilaian pada situasi terkini.
Teknik benchmarking melibatkan perbandingan proses dalam bisnis, perbandingan area kerja atau fungsi serupa, atau perbandingan produk dan layanan serupa. Cara ini dipakai untuk mendapatkan komparasi yang relevan.
Poka-yoke
Teknik ini berasal dari Bahasa Jepang yang berarti “menghindari kesalahan”, dengan cakupan pencegahan terjadinya kesalahan. Teknik poka-yoke membantu karyawan menemukan dan mengeliminasi inefisiensi selama proses produksi.
Value Stream Mapping
Value Stream Mapping adalah teknik memetakan aliran material dan informasi untuk merancang proyek mendatang. Tujuannya agar menghilangkan pemborosan dan menciptakan produksi yang lebih ramping.
Jabatan dalam Six Sigma
Tidak hanya masalah strategi dan metode, Six Sigma memiliki hierakri dalam berdasarkan tingkatannya. Dalam melaksanakan tugasnya, ada jabatan dalam Six Sigma dengan fungsi berbeda.
Setiap jabatan bertugas memastikan proses produksi sudah sesuai kebutuhannya. Struktur jabatan Six Sigma ditandai dengan tingkatan sabuk. Berikut adalah daftar sabuk Six Sigma!
Champion
Champion adalah jabatan tertinggi dari Six Sigma. Orang dengan jabatan ini bertugas untuk mengkoordinasi roadmap bisnis secara menyeluruh.
Tanggung jawab champion adalah memilih rencana proyek, melakukan pengawasan, dan mitigasi risiko selama proyek berlangsung.
Master black belt
Master black belt memiliki tugas seperti mentor. Posisinya berada di bawah champion.
Tujuan utama Master black belt adalah membawa organisasi mencapai kompetensi dan tujuan proyek.
Orang dengan jabatan ini memiliki kemampuan teknis dan kepimpinan tinggi. Sebab, jabatan ini harus melatih black belt ke bawah dan mengevaluasi kinerja anggota tim.
Black belt
Black Belt adalah pemimpin tim yang menerapkan metodologi Six Sigma. Orang dengan jabatan ini harus memperkenalkan alat dan sumber daya yang digunakan anggotanya ketika mengerjakan proyek.
Green belt
Green belt adalah posisi di bawah black belt. Mereka adalah pekerja yang bertanggung jawab pada seluruh proses kerja dalam produksi.
Orang dengan jabatan ini bertugas menyelesaikan target kerja yang sudah diberikan oleh black belt.
White dan yellow belt
Jabatan terakhir ini adalah menyelesaikan pekerjaan dan menerima pelatihan dari para mentor. White dan yellow belt ini adalah jabatan terendah di dalam hierarki Six Sigma.
Tools Six Sigma
Dalam melaksanakan Six SIgma, ada beberapa alat yang sering digunakan untuk menyelesaikan proyek. Berikut ini adalah diantaranya
- Analisis sebab akibat
- Flowchart
- Pareto chart
- Histogram
- Check Sheet
- Scatter Plot
- Control Chart
Kesimpulan
Six Sigma adalah senjata ampuh untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas proses. Dengan memahami prinsip dan metodologinya, kamu bisa membawa perubahan besar untuk kemajuan industri. Pelajari prinsip Six Sigma dari sekarang!
Sumber
CFI . “Six Sigma.” Corporate Finance Institute, 7 Dec. 2022, corporatefinanceinstitute.com/resources/management/six-sigma/.
Kumar, Pankaj. “What Is Six Sigma: A Complete Overview.” Simplilearn, 13 Mar. 2023, www.simplilearn.com/what-is-six-sigma-a-complete-overview-article.
Nadiyah Rahmalia. “Six Sigma: Pengertian, Prinsip, Metode, Dan Tekniknya.” Glints Blog, 19 Aug. 2020, glints.com/id/lowongan/six-sigma. Accessed 23 Nov. 2024.