Sistem plumbing air hujan sangat dibutuhkan untuk bangunan maupun rumah. Hal ini dilakukan untuk melengkapi fungsi rumah sebagai tempat berlindung.
Dalam kadar tertentu, air hujan bisa mengganggu aktivitas manusia di dalam rumah. Mulai dari tetesan air sampai dengan konsleting listrik.
Sistem plumbing air hujan
Sistem plumbing untuk air hujan bermanfaat untuk mengalirkan air hujan yang datang. Alat ini dipasang di area atap, kemudian dialirkan dengan pipa ke arah drainase bangunan ataupun drainase kota.
Apabila air hujan yang datang tidaklah dialirkan kembali ke drainase, mengakibatkan penumpukan air agar tidak menjadi genangan air hujan. Efek panjang yang terjadi adalah rembesan air hujan masuk ke dalam rumah.
Maka dari itu, sistem plumbing air hujan punya peran krusial seperti sistem air bersih dan sistem air limbah.
Cara kerja sistem plumbing air hujan
Sistem plumbing bangunan memiliki drainase untuk membuang air hujan yang sudah ditampung di atap. Air hujan ini nantinya disalurkan ke lokasi pembuangan untuk air hujan.
Air hujan tidak boleh tercampur dengan sistem plumbing air limbah atau buangan karena akan menghasilkan genangan air.
Namun pada kasus tertentu, air hujan justru dimanfaatkan kembali sebagai sumber air cadangan. Istilah ini disebut sebagai rain harvesting.
Rain harvesting adalah sistem untuk menampung air hujan yang terjebak di atap, kemudian dialirkan kembali ke tandon. Nantinya, air digunakan untuk aktivitas sehari-hari.
Perencanaan sistem plumbing air hujan
Berdasarkan penelitian dari Universitas Andalas, perancangan sistem plumbing untuk air hujan menyesuaikan curah hujan di lokasi tersebut. Nilai curah hujan dapat dipakai untuk mendapatkan luas atap maksimum yang dapat menampung curah hujan sesuai dengan ukuran pipa.
Ada bangunan yang telah menampung air hujan akan masuk melalui roof drain untuk dimasukkan ke pipa horizontal dan pipa tegak air hujan.
Lokasi pipa horizontal berada di bawah lantai penerima air hujan dan pipa tegak ditempatkan pada kolom bangunan pada sisi luar gedung.
Air hujan yang dialirkan ke pipa horizontal dan pipa tegak akan masuk ke saluran drainase keliling pada ujung perpipaan.
Instalasi sistem plumbing air hujan
Instalasi sistem plumbing air hujan mengacu pada SNI 8153:2015 yang memutuskan tingkat kemiringan instalasi pipa air jugan. Berdasarkan aturan SI, kemiringan yang disarankan adalah 1%, 2% dan 4%.
Makin landai tingkat kemiringan, makin lambat kecepatan aliran air hujan. Jika aliran air hujan makin rendah maka kebutuhan dimensi pipa makin besar.
Instalasi pipa air hujan dapat dirancang untuk dibuang ke drainase atau dimanfaatkan kembali untuk sumber air cadangan. Cocok untuk daerah yang kekurangan air bersih maupun jauh dari sumber air.
Rancang sistem plumbing air hujan dengan AutoCAD
Sistem plumbing air hujan dapat berkerja baik ketika dirancang melalui gambar kerja. AutoCAD adalah salah satu software CAD dengan banyak pengguna. Tentunya familiar bagi orang teknik, wong sudah dapat waktu mata kuliah gambar teknik.
Temukan rahasia perancangan sistem plumbing air hujan secara efektif dalam AutoCAD MEP & HVAC. Informasi dan registrasi bisa kunjungi AutoCAD MEP.
Sumber
andri surahman. “Prinsip Dasar Sistem Penyaluran Air Hujan.” Academia.edu, 9 Mar. 2015, www.academia.edu/11345998/Prinsip_Dasar_Sistem_Penyaluran_Air_Hujan. Accessed 25 Dec. 2024.
ECliST. “Instalasi Pipa Air Hujan Tidak Perlu Kemiringan (Sloping) – RUCIKA.” RUCIKA, 27 Feb. 2021, www.rucika.co.id/instalasi-pipa-air-hujan-tidak-perlu-kemiringan-sloping/. Accessed 25 Dec. 2024.
—. “Pengelolaan Air Hujan Dan Air Limbah – RUCIKA.” RUCIKA, 4 Nov. 2020, www.rucika.co.id/pengelolaan-air-hujan-dan-air-limbah/. Accessed 25 Dec. 2024.
Firth, Matthew. “Rain Harvesting Plumbing: Wet vs Dry Systems.” Blog.enduraplas.com, blog.enduraplas.com/water-storage-rain-harvesting/rain-harvesting-plumbing-wet-vs-dry-systems.
“Mengenal Sistem Plumbing Pada Rumah Tinggal.” Mata Air, 19 Aug. 2022, mataair.id/2022/08/19/mengenal-sistem-plumbing-pada-rumah-tinggal/. Accessed 25 Dec. 2024.